Senin, 27 Januari 2020

PEMBUAT TOPENG DAN MAESTRO TARI TOPENG


Maestro Tari Topeng (almh) Mimi Rasinah. Ia lahir di Indramayu, 03 Februari 1930. Ia merupakan satu-satunya yang tersisa sejak wafatnya Sawitri, penari topeng asal Losari pada 1999. Dari kecil, almarhumah Mimi sudah menggeluti tari topeng yang diajarkan ayahnya. Sejak tahun 1990, ia telah berkelana untuk pentas tari topeng ke luar negeri, Jepang, Belanda, Paris, dan berbagai negara. Hidupnya dihabiskannya demi memperkenalkan dan mengembangkan tari topeng, berikut ke-khas-an topeng-topengnya.

Dari kecil Mimi sudah menggeluti tari topeng yang diajarkan ayahnya. Keseriusan Mimi Rasinah dalam menggeluti kesenian tari topeng dibuktikan dengan mempertahankan tradisi tari ini, sehingga banyak yang menyebutnya klasik.

Sejak tahun 1990 ia sudah berkelana untuk pentas tari topeng ke luar negeri: Jepang, Belanda, dll. Hidupnya dihabiskannya demi pengembangan tari topeng. Saat ini Mimi terbaring sakit karena stroke. Meskipun demikian, kegiatan latihan tari topeng di Sanggar Tari “Mimi Rasinah” di desa Pekandangan, Kecamatan Indramayu, tetap berjalan terus.

Puluhan tahun Ia mengabdikan hidupnya demi tari topeng ini. Hingga akhirnya, Sabtu 06 Agustus 2010 silam, Mimi Rasinah pergi selama-lamanya dari dunia seni tari tradisional alias klasik. Meski telah meninggal, tarian ‘Mimi’ masih hidup hingga sekarang di Sanggar Tari Mimi Rasinah di Desa Pekandangan, Kecamatan Indramayu, Jawa Barat. Tari Topeng hidup terus, tak pernah mati oleh apapun dan kapanpun.

Di wilayah Cirebon khususnya di daerah Kasepuhan, ada seorang geliat pengrajin tradisional Topeng Cirebon. Topeng-topeng inilah dihasilkan dari sang maestro juga, maestro pembuat topeng kayu pahat Cirebonan. Ia adalah almarhum Hasan Nawi. Sejak tahun 1980, tangan Hasan Nawi mulaim piawi dalam pembuat topeng-topeng Cirebonan.





Ada lima topeng khas Cirebon, yang secara harafiah mengartikan sifat-sifat manusia dalam kehidupan nyata, yang disebut dengan istilah Topeng Panca Wanda, yaitu :
1. Topeng Panji, wajahnya yang putih bersih melambangkan kesucian bayi yang baru lahir.
2. Topeng Samba, topeng anak-anak yang berwajah ceria, lucu dan lincah. 
3. Topeng Rumyang, wajahnya menggambarkan seorang remaja. 
4. Topeng Patih atau Tumenggung, yang menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas,               berkepribadian, serta bertanggung jawab. 
5. Topeng Kelana, yakni topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang marah.

Semua topeng-topeng itu mempunyai makna tingkatan sifat manusia dari kesucian berubah menjadi angkara murka bercampur sifat dengki. Semuanya digambarkan dalam topeng Hasan Nawi. Inilah istimewanya…

Sejak itu pula, nama Hasan Nawi cukup terkenal dijagad per-topengan tradisional. Di tempat yang tidak luas di Kampung Mandalangen, Keraton Kasepuhan Cirebon, inilah almarhum pernah mendapatkan Penghargaan Upakarti dari Presiden RI tahun 2007 sebagai Pengrajin Topeng Pelestari Seni Budaya.

Di tempat ini pula, sejak kepergiannya selama-lamanya pada 19 Februari 2010, almarhum berpesan kepada 8 putra-putrinya untuk terus melestarikan seni budaya tradisional memahat topeng Cirebon ini.

Ade Supriyadi, anak kelima-lah, sejak tahun 2006 yang dengan teguh dan tekad kuat untuk terus meneruskan kerajinan Topeng Cirebon ini. Bersama 20-an pengrajin topeng, ia bertekad tetap mempertahankan budaya topeng Cirebon.

Dengan Topeng Cirebon ini pula, sejak lama, telah memberikan manfaat bagi masyarakat banyak. Kayu jaran, alat pahat, media gambar, serta keringat-keringat cucuran, adalah usaha keras pemberdayaan masyarakat dari tradisi budaya kerajinan Topeng Cirebon ini. Semestinya ini adalah asset bangsa yang harus tetap didorong, agar tangan-tangan terampil dari sebuah perjuangan hidup, dapat dikenal hingga ke manca negara. Semua Maha Karya Indonesia.

Kesimpulan
Berdasarkan asal katanya tersebut,maka tari topeng pada dasarnya merupakan seni tari tradisional masyarakat Cirebon yang secara spesifik menonjolkan penggunaan penutup muka berupa topeng atau kedok oleh para penari pada waktu pementasannya.


Bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam seni tari topeng Cirebon mempunyai arti simbolik dan penuh pesan-pesan terselubung,baik dari jumlah kedok,warna kedok,jumlah gamelan pengiring dan lain sebagainya.hal tersebut merupakan upaya para wali dalam menyebarkan agama Islam dengan menggunakan kesenian Tari Topeng setelah media Dakwah kurang mendapat Respon dari masyarakat.  Tari Topeng mempunyai nilai hiburan yang mengandung pesan-pesan terselubung, karena unsur-unsur yang terkandung didalamnya mempunyai arti simbolik yang bila diterjemahkan sangat menyentuh berbagai aspek kehidupan, sehingga juga mempunyai nilai pendidikan. Variasinya dapat meliputi aspek kehidupan manusia seperti kepribadian, kebijaksanaan, kepemimpinan, cinta bahkan angkara murka serta menggambarkan perjalanan hidup manusia sejak dilahirkan hingga menginjak dewasa.

Jumlah Topeng / Kedok seluruhnya ada 9 (sembilan) buah, yaitu : Panji, Samba atau Pamindo, Rumyang, Tumenggung atau Patih, Kelana atau Rahwana, Pentul, Nyo atau Semblep, Jinggannom dan Aki-aki. Dari kesembilan topeng / kedok tersebut yang dijadikan sebagai kedok pokok hanya 5 (lima) buah yaitu :Panji atau Samba, Rumyang, Tumenggungn dan Kelana. Sedangkan empat keddok lainnya hanya digunakan apabila dibuat ceruta/ lakon seperti cerita Jaka Blowo, Panji Blowo, Panji Gandrung dll.

Seperti yang telah diutarakan diatas, bahwa unsur-unsur yang terdapat dalamseni tari topeng Cirebon mempunyai arti simbolik dan penuh pesan-pesan terselubung, baik dari jumlah kedok, warna kedok, jumlah gamelan pengiringdan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan upaya para Wali dalammenyebarkan agama Islam dengan menggunakan kesenian Tari Topeng setelah media Dakwah kurang mendapat Respon dari masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar