1. TARI TOPENG
Salah satu kesenian yang ada di Cirebon adalah seni tari yang dikenal dengan nama tari topeng yang mana sesuai dengan namanya, sang penari akan memakai topeng, seni tari ini pada awalnya merupakan sebuah alat diplomasi yang digunakan ketika Kerajaan Cirebon sedang berperang melawan Kerajaan Karawang, sang penari dalam tarian topeng ini akan mengganti topengnya sesuai dengan karakter yang dibawakan.
2. SINTREN
Kebudayaan kedua yang dimiliki oleh Cirebon adalah berupa sebuah kesenian tari yang dikenal dengan nama tari sintren di mana seni tari ini memiliki unsur magis, pada awal pertunjukan seni tari, sang penari akan diikat dari mulai leher hingga ujung kaki kemudian dimasukkan ke dalam sebuah kurungan yang ditutup dengan kain namun setelah itu ternyata sang penari dapat membebaskan diri dari ikatan tersebut.
3. GEMBYUNG
Kesenian ketiga yang dimiliki Cirebon adalah kesenian yang bernama gembyung di mana kesenian ini merupakan salah satu peninggalan dari dari para wali yang menyebarkan agama Islam di Cirebon. Kesenian Gembyung merupakan salah satu bentuk pengembangan dari kesenian terbang dan sering ditampilkan dalam acara – acara keagamaan yang ada di Cirebon seperti maulid, rajaban, dan syuro.
4. GENJRING RUDAT
Kesenian selanjutnya yang dimiliki oleh masyarakat Cirebon adalah sebuah kesenian yang bernama genjring rudat di mana kesenian ini merupakan sebuah kesenian yang berkembang di lingkungan pesantren. Jenis alat musik yang biasanya digunakan dalam kesenian genjring rudat antara lain genjring, bedug, dan terbang yang biasanya diiringi dengan puji – pujian kepada Allah dan rasul-Nya.
5. TAYUBAN
Tayuban konon lahir di lingkungan kraton dan digunakan untuk menghormati tamu-tamu agung uga digunakan untuk acara-acara penting seperti pelakrama agung (perkawinan keluarga Sultan), tanggap warsa, peringatan ulang tahun, papakan, atau sunatan putra dalem. Tayuban kemudian menyebar dan berkembang di masyarakat dengan pengaruh negatif baik datangnya dari luar maupun dari dalam.
6.JARAN LUMPING
Jaran Lumping dahulu disebut juga Jaran Bari dari kata Birahi atau Kasmaran, karena mengajarkan apa dan bagaimana seharusnya kita mencintai Allah dan Rasulnya. Oleh karen aitu tarian Jaran Lumping digunakan sebagai alat dalam mengembangkan agama Islam. sarana lainnya Damar Jodog, Sesajen, Pedupaan, Bara Api/Aran dan Jaran Lumping 5 buah yaitu Jaran Sembrani, Jaran Widusakti, Jaran Widujaya, Jaran Sekadiu. Yang menciptakan Jaran Lumping adalah Ki Jaga Naya dan Ki Ishak dari Dana Laya Kecamatan weru. Waditra yang digunakan yaitu bonang kecil, bonang Gede, panglima, Gendang, Tutukan, Gong, dan Kecrek. Busana penari menggunakan ikat wulung gundel meled, udeng merah, sumping kantil dan melati,selendang, rompi, celana sontok, kestagen/bodong dan kain batik.
7. WAYANG KULIT
Wayang Kulit adalah pertunjukan yang garapannya terdiri dari gabungan beberapa cabang seni (satu dengan yang lainnya saling menunjang, serempak dan harmonis). Sebagai pokok/penonjolan yang diutamakan memakai peraga wayang. Pagelaran wayang bersifat universal (gabungan dari beberapa seni). unsur yang melengkapi dalam garapan pertunjukan wayang adalah seni sastra, karawitan, drama, seni rupa dan seni pentas.
8. ANGKLUNG BUNGKO
Angklung Bungko adalah kesenian daerah Cirebon khas dari desa Bungko di Kecamatan Kapetakan. Waditra yang digunakan adalah gendang, tutukan, klenong dan gong.Urutan tari Angklung Bungko adalah tari Panji, Benteleye, Bebek Ngoyot, Ayam Alas.Kesenian Angklung Bungko dipentaskan dalam acara adat seperti nadran, dan unjung buyut.
0 komentar:
Posting Komentar